Medan – Peringatan Hari Meteorologi Dunia atau World Meteorological Day diperingati setiap tanggal 23 Maret. Peringatan Hari Meteorologi Dunia ke -72 mengangkat Tema” Early Warning and early Action Hydrometeorological and Climate Information For Disaster Risk Reduction” diterjemahkan secara Nasional Peringatan Dini dan Aksi Dini Untuk Pengurangan Risiko Bencana Hidrometeorologi.
diketahui, World Meteorological Organization (WMO) didirikan pada 23 Maret 1950 oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Dalam sambutannya Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Prof. Ir. Dwikorita Karnawati yang dilaksanakan secara webinar pada tanggal 12 April 2022, kegiatan ini di prakarsai Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan.
Lebih lanjut Dwikorita menyampaikan mari kita menjaga planet bumi ini, betapa pentingnya pengetahuan cuaca dan memahami iklim di semua sektor kehidupan. Dwikorita mengingatkan pemanasan global ditandai dengan meningkatnya suhu rerata di bumi yang mengakibatkan terjadinya pencairan es di kutub selatan, bahkan di Indonesia salju abadi di puncak Jaya Wijaya telah mencair diperkirakan tidak lama lagi tidak ada es di puncak Jayawijaya dan naiknya permukaan air laut.
Sejarah mencatat Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte tidak pernah kalah dalam setiap peperangan, selalu meraih kemenangan namun tragisnya pasukan Bonaparte satu kali saja kekalahannya disebabkan tidak memperhitungkan faktor cuaca dan iklim dan ditandai dengan berakhirnya kekaisaran Bonaparte.
Selanjutnya Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dalam opening speech nya menyampaikan apresiasi dengan kegiatan ini, ilmu meteorologi diberikan kepada kita oleh alam ciptaan Tuhan agar kita dapat melakukan langkah-langkah terukur, melakukan evaluasi pada kondisi yang terjadi hingga dapat memitigasi dan pengurangan resiko bencana.
Narasumber pertama Rektor Universitas Sumatera Utara, Dr. Muryanto Amin menekankan pentingnya menjaga alam mereduksi perubahan iklim dilakukan adaptasi seluruh sektor. Pembicara kedua, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan, Darmawan, S. Si, M. Si. Insan BMKG
berkontribusi terkait layanan dan informasi cuaca, air hingga iklim, tujuannya untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
Dijelaskan Darmawan, perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang di akibatkan, langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia, yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.
Pembica terakhir adalah Ir. Abdul Haris Lubis, M. Si selaku Kepala BPBD Propinsi Sumtera Utara, Ada tiga pekerjaan rumah Penanggulangan Bencana di Sumatera Utara. Permasalahan pertama adalah belum terintegrasi /tidak terpadu dan tidak terkoordinasi.
Kedua, Gagal untuk merespon Cepat dan yang terakhir hanya fokus pada darurat bencana. Lebih lanjut setiap permasalahan pasti ada solusinya ujar Haris. Pertama terbentuknya Tim Terpadu Penanggulangan Bencana Sumatera Utara. Kedua, terbentuknya Zonasi Wilayah. Ketiga, Perubahan Paradigma dari resposif ke mitigasi dan pencegahan.
Selaku moderator Yahya Darmawan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi hingga terselenggaranaya webinar ini.
- Penulis: Abdul Aziz, ST
- Pemerhati Sosial dan lingkungan.
Komentar