Medan-Wartaindonesiaonline.com. Degradasi lahan merupakan proses penurunan produktivitas lahan bersifat sementara atau tetap. Lahan yang terdegradasi disebut lahan tidak produktif, kritis, atau lahan terlantar.
Sementara, kekeringan adalah suatu kondisi saat ketersedian air jauh dibawah kebutuhan hidup dalam berbagai sektor mulai dari ekonomi, pertanian hingga lingkungan.
Keduanya merupakan fenomena alam yang cukup merugikan bagi keberlangsungan hidup manusia. Degradasi lahan dan kekeringan merupakan ancaman nyata yang terjadi di dunia dan mengancam kehidupan manusia, 23 persen lahan di dunia sudah tidak produktif, dan sisanya sudah berubah, dilansir dari UNCCD (United Nations Convention to Combat Desertification).
Proses degradasi lahan dimulai dengan tidak terkontrolnya konversi hutan, dan usaha pertambangan, diikuti dengan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan potensi dan pengelolaan lahan yangnkurang tepat.
Untuk tahun 2022, Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia ( The World Day to Combat Desertification and Drought) mengangkat tema” Bangkit dari Kekeringan Bersama”.
Dampak pemanasan global yang menaikkan rerata suhu bumi memicu bencana termasuk kekeringan. Mari tanggulangi hal tersebut dengan menanam pohon 1 orang 1 pohon untuk lingkungan hijau agar kita terhindar dari degradasi kekeringan.
Jaga bumi kita yang satu ini, bagaimana agar kita bersahabat dengan alam.
Di Indonesia, Kementerian Kehutanan adalah Leading Sector nya tentang penanggulangan degradasi lahan. Oleh sebab itu Kementerian Kehutanan berkewajiban untuk menggerakkan kesadaran masyarakat memperbaiki lingkungan dan mencegah degradasi lahan untuk kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang.
- Abdul Aziz, ST
- Pemerhati sosial dan lingkungan