Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sedang menggelar salah satu agenda besar, Musyawarah Pimpinan Nasional (MUSPIMNAS) pertanggal 17 November sampai 24 November 2022.
Kegiatan ini digelar di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung. Seluruh Pengurusan Cabang dan Koordinator Cabang beramai-ramai datang membawa rombongannya masing-masing ke tempat lokasi.
Dalam agenda MUSPIMNAS tahun ini PMII mangangkat Tema “Transformasi Organisasi Membangun Peradaban Nusantara Baru” sudah pasti akan melahirkan jutaan harapan bagi Bangsa Indonesia yang tengah diancam tantangan dan dan problem kebangsaan.
Mengingat PMII adalah Organisasi yang dibentuk oleh Mahasiswa yang perduli terhadap bangsa dan negara dengan semangat keislaman dan cita-cita leluhur pendahulu, tentunya PMII akan selalu ada dan harus selalu komitmen dan konsisten bergandengan bersama rakyat dengan menebar manfaat, menceriminkan sikap persatuan serta memberi solusi yang baik menuju Indonesia Emas 2045.
Persis yang disampaikan Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri dalam sambutannya, bahwa tantangan terbesar hari ini adalah kader PMII dihadapkan dengan ancaman krisis pangan, ancaman kepada perdamaian dunia, perubahan iklim, bonus demografi, perkembangan dan percepatan teknologi.
Menurutnya, zaman sekarang ini sangat jauh berbeda dari zaman sebelumnya, tentu dengan zaman yang berbeda maka tantangan yang dihadapkan kepada Kader-kader PMII akan berbeda jauh juga. berangkat dari agenda muspim ini ia berharap, Rumusan-rumusan Kaderisasi yang diupgrade dapat menjawab tantangan kita serta dapat mendinamisasikan organisasi terhadap perubahan-perubahan saat ini.
Jauh dari itu, justru muspimnas PMII ini diwarnai kericuhan, Kader-kader PMII entah dari mana asalnya mencerminkan sikap Arogansinya saat pembukaan berlangsung, Saling pukul-pukulan lempar-lemparan kursi, berimbas pada mereka yang ikut semangat menyukseskan muspimnas ini, entah apa masalahnya, kita tidak mengerti.
Berdasarkan beberapa berita-berita, kericuhan ini bersumber dari peserta karena kurangnya fasilitas dari panitia, sehingga peserta mengamuk, ribut saat pembukaan berlangsung.
Dari sini, Sahabat Kaswari Marbun Ketua Internal PC PMII Kota Medan mengajak semua Sahabat-sahabat Kader Pergerakan agar menumbuhkan rasa kepedulian dan saling mengerti untuk sama-sama menyukseskan Muspimnas PMII Tulungagung.
Menurutnya, “Memang, kejadian-kejadian seperti ini sudah tidak asing lagi bagi organisasi pergerakan, namun walaupun begitu kita sebagai Kader Organisasi berideologi Ahlussunah Waljamaah tidak pantas jika hal-hal seperti ini menjadi kebiasaan bagi kita, padahal ideologi Aswaja sebagai landasan yang cukup sempurna bagi kita dalam membentuk kepribadian yang baik, pola pikir, sifat dan sikap gerakan-gerakan sebagai kader.” Ujar Marbun
Lanjutnya “Bagaimana mungkin Organisasi akan maju membangun peradaban baru sesuai tema MUSPIMNAS ini jika kader-kader Masi membiasakan sikap ribut-ribut, maka perlu menginternalisasikan nilai-nilai Aswaja pada diri kita masing-masing agar lebih mengutamakan menolak hal-hal yang sifatnya buruk (fasad) ketimbang mendahulukan kesejahteraan bagi diri kita pribadi, sesuai qowaid Fiqih : درء المفاسد مقدم على جلب المصالح menolak keburukan lebih diutamakan daripada mengambil jalan kesejahteraan”
Jika nilai ideologi itu sudah terpatri dalam diri kader-kader PMII, maka kader-kader PMII pasti akan bersikap saling menghormati, menghargai, toleran dan menguatkan satu dengan yang lainnya tentu akan bermanfaat bagi organisasi, agama bangsa dan negara Indonesia, apalagi Muspimnas ini adalah ajang adu ide dan gagasan bukan kemudian akan menjatuhkan, mengucilkan yang lain bahkan bakuhantam sehingga menganggap dirinya yang lebih benar.
Komentar