Presiden Tunisia Qais Saeed mengatakan pada hari Selasa bahwa dia tidak dapat mengabaikan musuh negara dan rakyat dari tanggung jawab.
Saeed menambahkan, “Orang-orang ingin memurnikan negara dan meminta pertanggungjawaban,” mencatat bahwa “hakim yang terhormat harus memainkan peran penuh mereka agar mereka yang bersekongkol melawan negara dapat dikonfrontasi.”
Dia menekankan bahwa “hak serikat pekerja dijamin, tetapi tidak dapat diubah menjadi kedok untuk tujuan politik yang tidak lagi tersembunyi.”
Pidato Saeed disampaikan setelah Otoritas Tinggi untuk Pemilu di Tunisia mengumumkan pada Senin bahwa jumlah pemilih dalam putaran kedua pemilihan parlemen yang berlangsung pada Minggu mencapai 11,4 persen, menurut angka akhir.
“Hampir 90 persen tidak berpartisipasi dalam pemungutan suara karena parlemen tidak lagi berarti bagi mereka,” kata Presiden Saied dalam klip video yang dirilis kepresidenan Tunisia pada Senin malam.
Ketua komisi, Farouk Bouaskar, mengatakan dalam konferensi pers bahwa “895.002 pemilih” memberikan suara mereka dari 7,85 juta pemilih terdaftar, atau 11,4 persen (dibandingkan dengan 11,3 persen yang diumumkan oleh Bouaskar pada Minggu malam berdasarkan keputusan non-final). angka).
Namun, Bouaskar mengatakan persentasenya naik menjadi 14,6 persen, jika diukur berdasarkan “pemilih yang terdaftar secara sukarela” dalam daftar pemilih, yaitu 5,8 juta orang, sedangkan sisanya terdaftar secara otomatis begitu mereka mencapai usia legal untuk memilih, yaitu 18 tahun.
Komentar