Kota Medan, 10 November – Sejumlah orang dari beberapa kelompok dilaporkan melakukan penyerangan brutal di Jalan Willem Iskandar atau Jalan Pancing, Kota Medan, tepatnya di kampus II Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan. Kejadian tragis tersebut terjadi pada Jumat sore, 10 November, dan menyebabkan dua mahasiswa mengalami luka-luka.
Rektor UINSU, Prof Dr Nurhayati, MAg, menjelaskan kronologi kejadian yang mengejutkan tersebut. Sebuah kelompok orang, yang diduga merupakan mahasiswa dari kampus lain, menerobos pengamanan dengan sepeda motor dan masuk ke dalam kampus II UINSU di Jalan Willem Iskandar, Medan. Mereka kemudian melakukan pemukulan terhadap beberapa mahasiswa, yang diduga merupakan target dari penyerangan tersebut.
Meskipun motif penyerangan belum jelas, data yang diperoleh dari lapangan menunjukkan bahwa kelompok tersebut mencari seorang mahasiswa yang sebelumnya diduga bermasalah dengan mereka. Sebelum kejadian ini, terdapat perselisihan atau bentrok di luar kampus yang merembet hingga menyebabkan penyerbuan brutal oleh kelompok tersebut.
Para mahasiswa UINSU, sebagian besar sedang mengikuti perkuliahan, terkejut mendengar keributan di lingkungan kampus II. Kelompok penyerang tidak hanya memukuli mahasiswa, tetapi juga melakukan perusakan terhadap sarana dan prasarana kampus, termasuk pelemparan jendela-jendela dan lampu-lampu fasilitas kampus.
Rektor UINSU segera mengambil langkah cepat dengan menghubungi pihak kepolisian dan hadir di kampus untuk menjaga kondusivitas. Selain itu, ia berkomunikasi dengan Rektor Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan untuk membahas kerangka komunikasi dan kebenaran berita terkait insiden ini.
Pertemuan antara pimpinan kedua kampus menghasilkan kesepakatan untuk menolak segala bentuk kekerasan di lingkungan kampus. Mereka meminta pihak kepolisian untuk menyelidiki dengan cermat terkait oknum-oknum yang mengatasnamakan institusi dan melakukan kekerasan di kampus lain. Kedua rektor sepakat bahwa pelaku kekerasan, jika terbukti melibatkan mahasiswa dari kedua kampus, harus mendapatkan hukuman yang setimpal.
Rektor UHN Medan dan UINSU Medan berkomitmen untuk bersama-sama menjaga kondusivitas di kedua kampus, mengingat hubungan harmonis antara keduanya selama puluhan tahun. Mereka mendesak agar pihak yang mengatasnamakan institusi tertentu dicurigai sebagai upaya membenturkan UINSU dan UHN.
Dalam konferensi pers, Rektor UINSU Prof Dr Nurhayati, MAg, dan Rektor UHN Medan Dr Richard AM Napitupulu, ST, MT, mengecam kekerasan yang terjadi dan memastikan bahwa kejadian ini akan diusut tuntas. Mereka berharap agar insiden ini tidak menciptakan ketegangan lebih lanjut antara mahasiswa kedua kampus.
Perwakilan Polrestabes Medan, Kasat Intelkam AKBP Ahyan, SSos, turut mendukung upaya para rektor dalam mengusut tuntas kasus ini. Belum diketahui dengan pasti motif dari bentrok tersebut, namun dua mahasiswa UINSU yang mengalami luka-luka saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Kepolisian telah bersiaga dan mengamankan kampus, sementara pimpinan kampus melakukan pertemuan untuk mencari solusi dan menghindari konflik lebih lanjut. Rektor UINSU dan UHN berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan, dan mereka siap mengambil tindakan tegas terhadap pelaku kekerasan, tanpa memandang asal kampus.